Sunday, July 19, 2015

Miliarder perlu sekolah?

Menjadi seorang yang memiliki banyak kekayaan serta fasilitas hidup yang dibutuhkannya adalah sebuah keinginan banyak orang, atau biasa dikatakan sebagai miliarder atau triliuner.

Untuk mencapai keinginan tersebut bukanlah perkara mudah, tetapi dimungkinkan bagi siapapun untuk memperolehnya,  Mengutip dari AOL Money, Selasa (31/3/2015), dalam sebuah riset yang dilakukan oleh perusahaan konsultan bisnis mengenai 100 orang terkaya di dunia, sebagian besar orang kaya tersebut dilahirkan di Amerika. 

Dalam riset tersebut ditemukan 40 persen orang kaya di dunia berasal dari Amerika Utara. Sedangkan jumlah miliarder dari Eropa mengambil porsi 29 persen dan 22 persen dari Asia. Sisanya merupakan miliarder dari Afrika dan Australia. 

Mengenai soal kelahiran memang tidak bisa dipilih. Namun ada indikator lain yang bisa dilakukan agar Anda menjadi seorang miliarder mengikuti Bill Gates, Warren Buffett dan Mark Zuckerberg, yaitu latar belakang dan jenjang pendidikan. 

Menariknya, ternyata hampir sepertiganya atau 32 persen dari para miliarder tersebut tidak memiliki gelar pendidikan di perguruan tinggi. Sisanya, sebanyak 22 persen memiliki gelar sarjana teknik dan 12 persen memiliki gelar sarjana bisnis. Mereka yang memiliki gelar sarjana seni hanya 9 persen.

Sayangnya, survei tersebut tidak meneliti dari universitas mana para miliarder tersebut. Namun menurut penelitian pada 2014 yang dilakukan oleh Wealth X dan UBS, memang sebagian besar miliarder tersebut sekolah di Amerika. 
Menjadi seorang miliarder memang tidak bisa dilakukan dalam kelas-kelas di sekolah ataupun ruang-ruang belajar yang hanya mengajarkan bentuk teoritis semata, melainkan memrlukan pembelajaran langsung dalam lapangan kehidupan untuk menimba pengalaman langsung.

Sebagaimana diakui, bahwa cara untuk mendapatkan pristise dan prestasi kerja tidak bisa diajarkan oleh orang-perorang, melainkan harus dialami langsung sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta kesungguhan untuk memperolehnya.

Friday, July 10, 2015

Benarkah cara menghabiskan uang seperti ini bikin bahagia?

Liputan6.com, New York - 
Sejak kecil, para orangtua selalu mengajarkan anak-anaknya untuk menabung. Bahkan sebagian orangtua mengajarkan anaknya untuk terlalu berhemat hingga sulit menikmati seluruh barang yang dibelinya.

Tapi pola penggunaan uang yang terlalu irit ternyata dapat berpengaruh negatif pada kebahagiaan Anda. Sebenarnya tak masalah jika Anda mengeluarkan uang dalam jumlah besar selama barang yang dibeli memang dibutuhkan.

Mengeluarkan uang dengan memperhatikan kebutuhan sendiri dan orang terdekat dapat membuat Anda merasa bahagia. Perasaan tersebut nantinya akan berdampak positif dan membuat Anda lebih semangat bekerja.

Untuk itu, berikut lima cara menghabiskan uang yang dapat membuat Anda merasa bahagia seperti dikutip dari magforwomen.com, Selasa (26/7/2014):

1. Pakaian yang bagus

Menghabiskan uang terlalu banyak untuk membeli pakaian memang bukan hal yang baik terlebih jika Anda merupakan seorang pecandu belanja. Tapi ingat, membeli pakaian bagus layak Anda lakukan.

Lebih dari itu, pakaian yang baik juga membuat Anda merasa percaya diri dan bahagia. Anda juga dapat memberikan kesan yang baik di hadapan teman dan keluarga.

Pastikan Anda membeli pakaian setiap bulan dan jangan sampai melebihi anggaran pribadi.

2. Hadiah untuk keluarga

Tak ada gunanya membanting tulang bekerja jika Anda tak bisa berbagi kebahagiaan dengan orang-orang tercinta saat telah menerima hasilnya. Sisihkan sebagian penghasilan Anda untuk membeli hadiah-hadian sederhana bagi keluarga.

Saat melihat orang-orang terdekat bergembira, Anda tentu merasakan kebahagiaan yang sama.

3. Berwisata

Berlibur merupakan salah satu aktivitas vital dalam kehidupan. Tanpanya, Anda hanya akan menjadi pecandu karir dan tak berhenti bekerja.

Menjadi seorang workaholic berarti Anda tak bisa menikmati berbagai kebaikan hidup. Jangan pernah merasa bersalah karena menghabiskan uang pada hal-hal yang membuat Anda bahagia.

4. Asuransi

Bencana bisa datang kapan saja tanpa diduga. Karenanya, mengikuti program asuransi sangat penting bagi hidup Anda. Dengan begitu, saat kejadian uruk menimpa, Anda dapat melakukan tindakan cepat tanpa kendala finansial.

5. Menabung untuk masa depan

Salah satu cara menghabiskan uang yang membahagiakan Anda adalah dengan menabung. Ke depan harga-harga barang pasti akan naik dan Anda bisa tetap membelinya karena memiliki tabungan yang cukup.

Tabungan tersebut dapat berupa reksa dana, deposito, tabungan pensiun dan berbagai bentuk simpanan lainnya. (Sis/Ndw)

Sunday, July 5, 2015

Ekonomi Islam vs kapitalisme dan sosialisme

Jika kita cermati alur masing-masing pemikiran kapitalisme dan sosialisme di atas, ada beberapa kesamaan dengan ekonomi Islam, walaupun tidak persis. Mekanisme pasar bebas yang dianjurkan dalam kapitalisme, ternyata jauh sebelumnya Rasulullah saw telah menyetujui market mechanism of price dan menganjurkan kepada umatnya untuk memanfaatkan mekanisme pasar dalam penyelesaian masalah-masalah ekonomi dan menghindari tas’ir (penetapan harga oleh pemerintah) jika tidak diperlukan. Namun, bukan berarti penetapan harga selamanya dilarang, melainkan dianjurkan untuk barang-barang publik (public goods) dan kondisi khusus lainnya. Pertentangan utama kapitalisme dengan ekonomi Islam adalah terletak pada asas individu yang dianutnya. Di mana kapitalisme sangat menjunjung tinggi kebebasan (liberal), berusaha dengan semangat kompetisi antarindividu tanpa sama sekali mempermasalahkan penumpukan harta kekayaan, pengembangannya secara riba dan akumulasi kapital, serta masalah pembelanjaannya yang menanggalkan nilai-nilai sosial. Asas yang lebih tepat disebut homo-homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya). Perhatian terhadap kepentingan orang lain hanya dilaksanakan dengan pertimbangan penambahan manfaat (marginal profit and utility) yang dapat dijelaskan dengan konsep pareto optimum improvement.

Begitu pula dengan konsep sosialisme yang mempunyai satu kesamaan paham, yaitu lebih mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan sosial di atas kepentingan dan kesejahteraan individu. Hanya saja terdapat perbedaan yang mencolok, karena dalam mencapainya, sosialisme menyalahkan kelompok kaya (kapitalis) dan hendak berusaha memiskinkan kelompok kaya tersebut dengan merampas hak kepemilikan individu, terutama atas alat-alat produksi. Sedangkan Islam tidak pernah menganjurkan memusuhi kekayaan dan orang-orang kaya. Bahkan Islam sendiri menganjurkan agar setiap orang menjadi kaya sebagai bagian dari kebahagiaan yang harus dicapainya di dunia.

Ekonomi Islam memilih jalan keadilan dalam mencapai kesejahteraan sosial. Bahwa kesejahteraan sosial yang tercapai haruslah dibangun di atas landasan keadilan, jadi Ekonomi Islam, sebagaimana Islam, memiliki sikap yang moderat (wasthiyyah). Ia tidak menzalimi kaum lemah sebagaimana terjadi pada masyarakat kapitalis, tetapi juga tidak menzalimi hak individu dan kelompok kaya sebagaimana ada pada sistem sosialisme-komunisme. Ekonomi Islam berada pada posisi tengah dan seimbang (equilibrium) antara modal dan usaha, produksi dan konsumsi, dan masalah pendapatan. Setidaknya ada empat hal yang menjadi ciri umum dari ekonomi Islam yang membedakannya dengan konsep perekonomian lainnya: (1) Pelarangan riba (QS 2: 275- 280), (2) Implementasi Ziswaf (QS 9: 103), (3) Produksi dan Konsumsi barang yang halal (QS 2: 168), dan (4) Tidak boros dan bermewahmewahan (QS 25: 67).

Keempat hal inilah yang tidak dimiliki oleh sistem kapitalisme maupun sosialisme. Di sisi lain, ekonomi Islam sudah menegaskan tujuannya dalam kerangka maqashid al-Syariah yang mencakup penjagaan atas agama, harta, keturunan, jiwa, dan akal. Kelima hal ini harus terjaga dalam kehidupan seseorang. Dan sebagai sistem ekonomi yang berlandaskan pada Al-Quran dan Sunnah, Ekonomi Islam juga merupakan bagian dari persoalan muamalah, oleh karena itu berlaku ketetapan  kaidah, bahwa segala aktivitas muamalah pada dasarnya boleh (mubah), kecuali ada dalil syariah yang melarangnya. Berkebalikan dari masalah ibadah. Jadi, setiap pengembangan dalam ekonomi Islam dapat dilaksanakan dengan seluas-luasnya selama tidak melanggar syariah yang telah ditetapkan.


Penulis :  Abdussalam, S.E.I
Pemerhati Aswaja Bidang Ekonomi dan Praktisi Ekonomi Syari’ah Indonesia

Sunday, June 28, 2015

Mengapa lulusan mahasiswa nilai A bekerja pada lulusan mahasiswa dengan lulus nilai C ?

         Menarik sekali membaca topik yang dilontarkan oleh Robert Kiyosakhi dalam beberapa buku nya yang mengupas masalah keuangan dan cara mengelolanya. Disebutkan dalam bukunya yang terbaru “Why A student work for C student and B student work for the government” mengapa seorang mahasiswa yang lulus dengan nilai A biasanya bekerja pada mahasiswa dengan nilai biasa biasa saja yang bernilai rata rata C, dan mahasiswa dengan nilai B biasanya bekerja pada pemerintah atau sebagai pegawai negri.
          Disebtkan bahwa mahasiswa perlu melek ilmu tentang keuangan atau hal mengenai mengelola keuangan. Situasi yang terjadi saat ini adalah mahasiswa yang pandai secara akademik atau kumlaude biasanya tidak menciptakan lapangan kerja. Mereka lebih tertarik mencari kerja dengan gaji tinggi atau mapan. Pemilik kerja yang menampung mereka, biasanya luusan dengan nilai pas-pasan. Hal ini kemungkinan karena mahasiswa dengan nilai A terlalu fokus pada perkuliahan dan nilai C selama kuliah sudah mencari peluang usaha sembari kuliah.
          Mahasiswa perlu dibekali ilmu tentang mengelola uang karena dengan mengelola uang yang benar, mereka dapat lebih bermanfaat seperti membuka lapangan kerja, dan yang paling didambakan banyak orang adalah kebebasan finansial, bebas dari rasa takut kekurangan uang, dapat berkarya tidak terikat dengan orang lain, memiliki waktu yang luas sehingga dapat berkumpul dengan keluarga dengan waktu yang semaunya. Bebas secara finansial berarti dapat pergi kemanapun dan kapanpun di dunia, dengan penghasilan yang tidak perlu dipikirkan lagi karena uang mengalir tanpa perlu bekerja.
           Melek secara finansial juga berarti dapat menyadari bahwa seseorang tidak perlu bekerja untuk mencari gaji, karena semakin tinggi gaji, maka pajak yang akan dibayarkan ke pemerintah akan semakin besar. Hal ini berbeda dengan seorang pebisnis atau investor yang dapat menekan peneluaran pajak sedemikian rendahnya.
       Bagaimana dengan mahasiswa yang lulus dengan nilai tanggung atau B? Mereka biasanya mencari rasa aman dan membuat kebijaksanaan dengan bekerja di pemerintahan. Mereka membuat peraturan tentang pajak, dana pensiun, dan kesehatan, yang sebenarnya belum jelas darimana dana yang diperoleh untuk membiayai pensiun dan kesehatan. Biaya penisun dan kesehatan ternyata sangat membebani pemerintah dan biasanya diambilkan dari pajak yang dibebankan pada orang dungeon gaji tinggi.
          Dalam buku ini juga dikupas macam-macam sumber penghasilan berdasar pembagian kuadran orang bekerja. Kuadran employee (E) atau pekerja, berisi orang yang maunya hanya menjadi karyawan dengan gaji tetap dan terus menerus merasa kekurangan karena gaji jarang naik mengikuti inflasi. Golongan berikut adalah orang di kuadran self employee (S) atau orang yang bekerja pada dirinya sendiri seperti dokter, artis, dan pengacara. Penghsilannya juga tergantung dari orang lain dan aktifitasnya dalam bekerja. Penghasilannya dapat besar tetapi dia harus bekerja keras sampai meningglakan kehidupan sosial dan keluarganya. Kedua golongan tersebut dikenai pajak yang makin tinggi seiring jumlah penghasilan yang didapat. Golongan ketiga adalah kuadran pebisnis (B). Orang di kuadran bisnis memiliki usaha  yang dijalankan dengan system. Orang bisnis tidak perlu terjun langsung mengurusi bisnisnya selama system dijalankan. Kuadran ini memungkinkan seseoag mempunyai pasif income dan dikenai pajak relative lebih kecil daripada kuadran E dan S. 
        Kuadran keempat berisi orang dengan uang yang diinvestasikan dalam sebuah usaha (I). Investasi ini membuat uang yang bekerja dan menghasilkan keuntungan yang terus mengalir. Investasi dapat dilakukan dengan membeli saham perusahaan dalam jumlah besar dan menunggu deviden yang dibagi tiap tahun.
          Mahasiswa yang memahami seluk beluk keuangan ini, dapat mulai mempersiapkan diri, mau jadi E, S, yang terus bekerja demi mendapatkan penghasilan yang dikenai pajak besar, atau jadi B, I yang memungkinkan waktu hidupnya dapat bebas berkarya tanpa takut kesulitan keuangan, dan lebih memberi manfaat buat banyak orang. 


Anda dapat berada di kuadran E, S, B, dan I sekaligus

Friday, February 20, 2015

Sepuluh tips menjadi milyarder

Inilah 10 tip dari mereka untuk bagaimana membantu usaha anda mencapai keberhasilan mendapatkan omzet 1 juta dolar dalam waktu lima tahun.
1. Jangan Kompromi Soal Kualitas. Di awal-awal bisnis, sering kali semangat sangat menggebu-gebu, jadi ada godaan untuk menjadi tamak, sehingga bisa memengaruhi kualitas yang hendak kita jual. Kualitas membuat nama kita akan diingat, dan pelanggan akan kembali bila kita berhasil menjual barang berkualitas.
2. Tidak ada perjalanan yang dimulai dan berakhir di tempat yang sama. Bersiaplah untuk melakukan perubahan ataupun meninggalkan rencana bisnis yang dibuat sebelum bisnis dimulai. Untuk bisa bertahan, anda perlu luwes, sehingga bisa fleksibel sambil jalan.
3. Fokus pada apa yang anda lakukan dengan baik, dan delegasikan hal yang bukan menjadi keahlian. Cari perusahaan sejenis yang bisa memberikan sumber daya yang anda inginkan, dan anda bisa mencurahkan waktu dan tenaga pada hal yang menjadi kekuatan anda.
4. Luangkan waktu untuk berpikir. Kedengarannya sederhana, namun begitu banyak orang bekerja selama 60 jam, dan tidak memiliki waktu untuk melakukan refleksi mana yang berhasil dan mana yang tidak. Tanpa refleksi, anda akan terus melakukan kebiasaan dan cara kerja yang buruk.
5. Riset dan Siap Tanggap. Luangkan waktu beberapa menit sehari untuk melakukan riset online mengenai apa yang dilakukan kompetitor anda. Coba untuk satu langkah di depan. Gunakan data dan analisa untuk terus meningkatkan layanan anda, dan memonitor perkembangan.
6. Jangan Terima Semuanya. Memang susah dan mungkin kadang kita khawatir untuk menolak order untuk memperbesar omzet. Namun menerima kerjaan yang salah bisa memengaruhi pertumbuhan usaha.
7. Bina hubungan. Mitra merupakan hal yang kritis bagi pertumbuhan dan ekspansi.
8. Percaya pada diri sendiri. Pasti banyak orang yang berusaha menjatuhkan rasa percaya diri kita. Namun jangan ragu untuk memulai bisnis baru atau membawa bisnis anda ke arah yang baru, bila memang ada keyakinan diri.
9. Tetap bertahan dengan prinsip bisnis yang anda jalankan. Keadaan sering sulit dan penuh stres namun jangan mudah menyerah.
10. Jangan bertaruh untuk hal yang terlalu besar. Banyak wiraswastawan yang membuat kesalahan melakukan investasi atas sesuatu yang mereka tidak yakin akan berhasil. Habiskan dana kecil-kecilan untuk mengetes ide baru, dan investasi lebih besar bila memang berhasil. Anda harus mampu membuktikan bisa menghasilkan 1 rupiah terlebih dahulu sebelum bisa menghasilkan Rp 10.

Wednesday, November 7, 2012

Bisnis minuman wedang uwuh


Merintis bisnis rumahan bisa dijalankan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengangkat minuman tradisional wedang uwuh sebagai peluang bisnis baru yang menjanjikan keuntungan cukup besar bagi para pelakunya.
Cita rasa wedang uwuh yang khas, terbuat dari campuran bahan-bahan alami,ternyata tidak hanya menghadirkan sensasi unik bagi para penikmatnya, tetapi juga bisa memberikan beberapa khasiat bagi kesehatan para konsumen. Tidak heran bila minuman tradisional wedang uwuh ini mulai diburu banyak konsumen, baik di sekitar kota Yogyakarta (daerah asal wedang uwuh) maupun pasar mancanegara.
Konsumen
Minuman tradisional ini disukai hampir seluruh masyarakat. Bahkan, sekarang ini banyak restoran, rumah makan, serta hotel-hotel yang menyajikan wedang uwuh sebagai salah satu menu andalan yang patut dicoba para pelanggan.

Friday, January 29, 2010

Beli emas batangan Rp 0,-



Produk investasi bermacam-macam tergantung kebutuhan dan tujuan berinvestasi. Ada yang berupa properti, saham, deposito dan bahkan emas batangan. Manakah yang paling cocok untuk anda? Pada dasarnya, tujuan investasi adalah meningkatkan nilai dari barang yang kita miliki di masa depan. Emas merupakan investasi yang layak dipertimbangkan. Sifat emas yang liquid, mudah diuangkan, dan harganya semakin naik dari waktu ke waktu, serta mudah dikelola membuat emas dijadikan salah satu pilihan investasi saat ini.

Jika kita lihat harga emas beberapa tahun yang lalu, dibandingkan dengan sekarang, terlihat peningkatan harga yang berarti. Lalu, berapakah uang yang disediakan untuk dapat berinvestasi emas (batangan) ? Ternyata tidak banyak, sekali lagi, TIDAK BANYAK. Kita dapat beli emas batangan dengan harga hanya 10-20% saja. Jadi kalau kita mau membeli emas 24 karat 10 gram (=Rp 3.400.000, saat ini harga emas 24 karat berkisar Rp 340.000/gram), maka cukup sediakan uang Rp 340 ribu saja, bahkan tanpa bayar alias gratis. Lho, kok bisa ya ?

Penasaran ? caranya gampang, tinggal beli saja emas batangan dengan cara meminjam uang orang lain atau bank. Maka anda tak perlu uang sepeserpun. Jika tidak bisa pinjam, bagaimana caranya ? Mudah saja, emas yang anda beli, digadaikan saja, maka pegadaian akan memberi anda sejumlah uang berkisar 90-93% dari harga emas. Mudah bukan ? Anda tinggal bayar sewa saja tiap 2-4 bulan ke pegadaian sambil nunggu harga emas naik (dan pasti akan naik). Setelah naik, tebus emas anda dan jual. Tertarik...Silakan coba..Mumpung sekarang harganya lagi turun.